Di Indonesia pengaderan memang tidak dapat
dipisahkan dari yang namanya mahasiswa. Di mana setelah menjadi seorang
mahasiswa akan menerima pengaderan ini. Pengaderan ini sendiri “diharapkan”
akan memberikan dampak yang baik bagi mahasiswa-mahasiswa baru. Namun masih
banyak pengaderan di Indonesia ini yang disalahgunakan. Misalnya, pengaderan
ini menjadi sarana beberapa pihak dalam memenuhi kebutuhan batiniahnya.
Kebutuhan batiniah yang dimaksud ini adalah membalaskan apa yang telah mereka
dapatkan di hari lalu pada adik-adiknya
. Sehingga yang didapatkan hanyalah rasa
puas yang dimiliki para mahasiswa terdahulu dan rasa takut yang dimiliki oleh
mahasiswa baru. Nah , karena yang dipikirkan di sini adalah untuk kepuasan hati
mereka, mereka akan memperlakukan sistem yang sama saat dahulu. Di mana dahulu
mereka mendapatkan perlakuan yang sama persis dengan apa yang mereka lakukan
pada para newbie . Atau bahkan mereka
bisa melakukan hal yang lebih kejam demi memenuhi hasrat mereka itu. Ironisnya
sistem yang kita bicarakan ini sudah mendarah daging dari masa yang lalu. Di
mana pasti akan terus menerus teruang bagaikan lingkaran setan. Sehingga hal
ini bisa saja terjadi sampai selamanya.
Di sini penulis beropini jika saya bisa
merubah jalan pikir para pelaku kekerasan mental ini, maka aku akan membuat
sistem baru yang lebih baik, efektif dan efisien. Di mana sistem yang akan
ditawarkan ini akan lebih mengena dan tanpa upaya untuk membunuh mental para
mahasiswa baru. Serta lebih dapat membangun kekompakan dan meningkatkan
intelegensi para mahasiswa baru ini.
Pertama dan paling utama serta yang
terakhir atau satu-satunya yang bisa saya berikan sebagai pengader adalah
sistem percabangan dan perulangan. Dalam
sistem saya ini para pengader akan memberikan perhatian penuh pada para
mahasiswa baru. Caranya? Saya akan memecah para mahasiswa baru ini menjadi
beberapa kelompok-kelompok kecil. Kemudian saya akan menyuruh setiap anggota
dari kelompok ini untuk mengenal anggota lainnya sambil bertukar data tentang
diri sendiri. Kemudian untuk lebih meningkatkan intelegensi dan kekompakan,
maka para pengader akan memberikan studi kasus atau soal-soal yang harus
dikerjakan secara berkelompok. Dan kedua hal ini harus dilakukan tiap
minggunya. Di mana setelah melakukan kedua hal ini baru para pengader melakukan
tes tentang pengenalannya dan soal tadi. Setelah itu dari mahasiswa baru ini
membentuk kelompok baru lagi yang angotanya tidak boleh sama dengan kelompok
sebelumnya dan melakukan dua hal tadi. Percabangan ini terus dilakukan
berulang-ulang dan secara kontinu. Kemudian pada akhirnya setelah semua sudah
saling mengenal, baru para mahasiswa baru ini diberikan semacam simulasi total
yang harus dipecahkan secara bersama oleh satu angkatan ini.
Bukankah hal di atas lebih dapat meningkatkan kemampuan individu
dan kekompakan para mahasiswa? Saya harap ide saya ini bisa dipertimbangkan
oleh para pembaca yang mungkin juga adalah seorang pengader-pengader yang
bijaksana.
Dendam warisan...
BalasHapusbetul sekali
BalasHapusterus di finalnya diadain kemping da, kan enak tuh rame2.. pasti berkesan :D
BalasHapusitulah jalan saya sebagai pengader
BalasHapussiip aetuju do
kenapa sistem percabangan dan perulangan,sih?
BalasHapuskeinget FP alpro,deh.